Gebyar Takbir
Dalam rangka memperingati Idul Adha 1442H .
31 Aug 2020.
SekolahICM – Menjadi seorang
penghafal Al-qur’an hingga menjadi hafidz/hafidzoh diyakini akan mendapat
banyak keutamaan, baik di dunia maupun kelak di akhirat. Akan tetapi menjadi
seorang hafidz tentu juga bukan hal yang gampang. Banyak rintangan yang harus
dilalui, waktu yang harus dikorbankan, dan harus konsisten serta sabar dalam
prosesnya.
Farizh Alfa Rizi atau lebih akrab
disapa Fariz, merupakan salah satu siswa sekolah ICM yang berhasil
menyelesaikan hafalan Al-Qur’an. Pada tanggal 27 Maret 2021, Fariz dinyatakan
telah menyelesaikan hafalan Al-Qur’an dan mengikuti wisuda Tahfidz yang digelar
pada 2 April 2021 lalu.
Di sekolah, Fariz dikenal sebagai
anak yang cukup aktif dan baik. Selain fokus menghafal, rupanya Fariz juga
aktif mengikuti berbagai kompetisi. Banyak prestasi yang ia peroleh dari
mengikuti kompetisi, diantaranya adalah Juara 1 Lomba Hafalan 5 Juz, Juara 3
Lomba Tartil se Sidoarjo-Surabaya-Gresik, Juara 4 MTQ se Jawa Timur, dan masih
banyak lagi prestasi lainnya.
Fariz merupakan siswa asal Bandar
Lampung dengan jalur beasiswa Yatim Mandiri di Sekolah ICM. Ayah Fariz sudah
meninggal dunia sejak ia masih sekolah TK. Semenjak ayahnya meninggal, Fariz
tinggal bersama ibu dan ketiga saudaranya.
Diketahui, ibu Fariz bekerja di
salah satu univesitas swasta di Bandar Lampung sebagai seorang cleaning
service. Latar belakang Fariz memang bukan dari keluarga yang agamis,
bahkan dikatakan olehnya bahwa orang tuanya juga tidak bisa mengaji. “Jujur
Ayah dan Ibu saya tidak bisa mengaji, tapi tekad dan dorongan orang tua saya
sangat besar untuk mewujudkan keinginanya yakni ingin sekali anaknya
menghafalkan Al-Qur’an” ujar Fariz ketika diwawancarai.
Berangkat dari harapan orang tua,
Fariz bersikukuh untuk menjadi seorang hafidz. Dia ingin kelak di akhirat dapat
memberikan mahkota kepada ayah dan ibunya, dan ingin memberi syafaat kepada
keluarga serta dapat bermanfaat bagi banyak orang.
Fariz sudah memulai hafalan
Al-Qur’an sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Ketika ia masuk SMP, Fariz
semakin lebih konsisten untuk menghafal. Dibantu oleh ustadznya, cara menghafal
Fariz lebih baik dan tertarget. Setiap tahun Fariz mempunyai target-target
hafalan sendiri, ketika kelas 1 SMP target hafalannya adalah 2,5 juz, kelas 2
SMP target hafalannya 8 juz, dan kelas 3 SMP 15 juz. Alhamdulillah, selama SMP
selalu bisa menyelesaikan target yang ia buat.
Purna SMP, Fariz memutuskan untuk
tetap melanjutkan SMA di Sekolah ICM. Setelah masuk SMA, Fariz semakin
konsisten dalam menghafal Al-Qur’an. Tidak tanggung-tanggung, ia menargetkan
untuk segera menyelesaikan hafalan sebelum kelas 12. Setiap hari, semenjak
masuk SMA Fariz menerapkan konsep 1 day 2 page Al-qur’an. Alhasil, sangat
disyukuri Fariz benar-benar mampu menyelesaikan hafalannya ketika masih kelas
11 SMA.
Fariz mengatakan bahwa dalam
proses menghafal, ada beberapa orang yang menurutnya memiliki peran besar dalam
membantunya menghafalkan AL-Qur’an. “doa dan dukungan ibu saya, Ustadz
Zaifudin Nur yang mengajarkan dan membimbing saya untuk menghfal Al-qur’an
dengan baik dan benar, dan Ustadz Hikmat yang selalu sabar dalam menyimak
hafalan saya. Orang-orang itulah yang betul-betul membantu dan menjadi penyemangat
bagi saya, saya sangat berterimakasih kepada beliau-beliau mba..” ucap
Fariz.
Menjadi hafidz Al-Qur’an, rupanya
benar akan memberikan banyak keutamaan bagi sang penghafalnya di dunia maupun
di akhirat. Seusai Fariz dinyatakan lulus atau telah menyelesaikan hafalan
Al-Qura’an, ia mendapatkan reward umroh yang tak disangka-sangka sebelumnya.
Pihak sekolah dan Yatim Mandiri memberikan reward tersebut kepada para hafidz
di Sekolah ICM karena sebagai bentuk syukur dan apresiasi kepada anak-anak yang
sangat hebat, yang telah mampu menyelesaikan hafalan Al-Quran 30 Juz sebelum
lulus dari sekolah.
Alhamdulillah, pada 28 Desember
2022 Fariz sudah diberangkatkan umroh ke tanah suci. Ia sangat bersyukur atas
apa yang ia peroleh dari Allah SWT melalui perantara Al-Qur’an ini. “..mendapat
hadiah umroh gratis bagi saya ini adalah nikmat yang sangat luar biasa. Yang
semula berziarah ke makam Rasulullah SAW dan berkunjung ke baitullah hanyalah
angan-angan saya, tapi syukur alhamdulillah sekali berkat perantara Al-Qur’an
saya bisa benar-benar mewujudkan itu. Terimakasih ya Allah, terimakasih..”
Fariz menyampaikan rasa syukurnya ketika ditemui setelah pulang dari umroh.
Terakhir, Fariz menyampaikan
harapannya kedepan, “semoga dengan hafalan Al-qur’an ini saya bisa
bermanfaat bagi orang lain baik di dunia maupun di akhirat nanti, dan semoga
saya bisa memberi syafaat kepada orang yang saya cintai dan memberi mahkota
kepada kedua orang tua saya di akhirat. Saya juga berkeinginan besar untuk
melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Madinah dengan jurusan Al-Quran..
Semoga Allah SWT memudahkan saya lagi, aamiiin”. Kini Fariz juga semakin
yakin bahwa, dengan mencintai Al-Qur’an pasti akan membawa banyak manfaat dan
keberkahan untuk kita semua.